Sepasang kekasih mengayuh sepedanya sendiri-sendiri. Mereka mengelilingi perkebunan. Saat salah satu di antara mereka menawarkan diri untuk membonceng, rupanya ditolak sebab sepeda yang dimiliki baru saja dibeli. Sampai akhirnya keduanya tetap mengayuh sepedanya masing-masing.
Seperti itulah bila kita memiliki kekasih yang berbeda keyakinan. Dia akan tetap bertahan untuk mengayuh “sepedanya” sendiri. Dia tidak mau menerima Yesus, menolak untuk berjalan dalam kebenaran bersama kita. Dan hubungan seperti itu akan berakhir sia-sia karena tidak bisa bersatu.