Saya pernah merasa kesepian, waktu itu ketika harus merantau keluar kota untuk bekerja. Jauh dari keluarga juga sahabat dan harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Lingkungan kerja ternyata jauh dari yang saya harapkan. Orang-orang yang saya temui sama sekali tidak ramah. Mereka menganggap saya sebagai musuh.
Saya tidak memiliki teman dan apa yang saya kerjakan selalu salah. Saya selalu bersedih dan kecewa. Saya pun menangis setiap malam dan mencari jawaban dari Tuhan, mengapa Dia tempatkan saya di tengah orang-orang seperti mereka.
Rupanya Tuhan mengajarkan saya banyak hal. Tuhan mengajari saya tentang arti mengasihi, tentang bagaimana menghargai dan mendukung orang lain. Tuhan juga menyadarkan saya bahwa, ketika saya merasa sendirian, Tuhan selalu berada di sisi saya.
Jangan pernah menyalahkan keadaan. Ketika kita merasa kesepian, maka selidikilah hati kita, apakah kita sudah mengundang Yesus untuk masuk dalam hati kita. Yesuslah penghibur di kala kita merasa sedih dan sendiri.
Dan saat kita dikecewakan, disitulah kita bisa belajar untuk mengasihi orang lain. Saat kita merasa dimusuhi, disitulah kita bisa belajar untuk menjadi sahabat baik. Juga saat kita merasa kesepian, kita disadarkan bahwa masih ada satu pribadi yang selalu menemani kita, yaitu Tuhan Yesus. Dekatlah dengan Tuhan, maka hati kita akan selalu penuh dengan sukacita.
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
2 Korintus 4:8-9