Sewaktu kecil, saya pernah membenci seorang teman. Teman saya selalu memiliki nilai yang bagus, sementara saya selalu pas-pasan. Iri hati mulai timbul, yang semakin lama berubah menjadi benci. Setiap hari saya selalu mencari kekurangan teman saya sebagai pemuas rasa benci. Semakin banyak cela yang saya temukan, saya akan merasa senang.
Sifat saya semasa kanak-kanak sangat buruk dan tidak patut untuk ditiru. Membenci orang lain sama halnya dengan mempersulit diri sendiri. Hati kita dikuasai dendam yang setiap harinya berusaha untuk mencela kekurangan orang lain.
Bebaskanlah hati dari rasa benci. Semakin kita membenci, kehidupan kita akan semakin pahit. Akan lebih baik jika kita sibuk bersyukur atas kasih karunia Tuhan dalam hidup kita daripada memenuhi hati dan pikiran dengan kebencian.
Jangan sibuk membenci, sibuklah untuk mengasihi. Jangan sibuk iri hati, sibuklah untuk bekerja keras. Jangan sibuk berangan-angan, sibuklah untuk bangun lebih pagi dan bekerja.
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
Amsal 10:12