
Seorang hamba kerap diidentikkan dengan orang yang statusnya lebih rendah karena melayani tuannya dan orang lain. Padahal hati seorang hamba perlu kita miliki dalam keseharian kita. Memiliki hati seorang hamba yang taat dan tulus melayani tidak otomatis membuat kita lebih rendah dari yang lain. Yesus sendiri datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, bahkan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Yesus ingin menunjukkan bahwa mereka yang melayani orang lain dan merendahkan diri sesungguhnya punya hati yang besar dan layak ditiru. Hati seorang hamba menunjukkan kesetiaan dan ketaatan untuk melayani, hati yang taat pada setiap perintah dan berkenan kepada Tuhan. Juga kerendahan hati dan kesabaran akan memberi kita kerelaan untuk mengesampingkan kepentingan diri sendiri dalam melayani Tuhan dan sesama.
Melayani Tuhan dan sesama dengan karunia yang kita miliki adalah baik, tetapi akan lebih baik lagi jika kita memiliki hati seorang hamba dalam melayani. Hati yang melayani dengan kesungguhan untuk memberi yang terbaik dan ketulusan untuk mengutamakan orang lain. Kita semua dipanggil untuk melayani bukan untuk dilayani, serta memiliki hati yang senantiasa menyembah dan mengerjakan apa yang menjadi kehendak-Nya. Datanglah pada Tuhan dengan hati bersyukur dan layanilah Ia dengan kerendahan hati.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.
Matius 20:26-27